Sesuaikan Anggaran Anda

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Sebuah film yang bukan sekedar sukses besar di awal tahun ini, namun juga mencuri perhatian. Baik di dunia maya maupun bioskop tanah air, kh...

Review Film Dilan 1990


Sebuah film yang bukan sekedar sukses besar di awal tahun ini, namun juga mencuri perhatian. Baik di dunia maya maupun bioskop tanah air, khususnya Semarang yang punya standar tinggi penontonnya menurut kami.

Akhirnya rasa penasaran kami tuntas juga setelah menyaksikan film Dilan 1990 yang hingga tulisan ini dibuat sudah mencapai 6 juta penonton. Dan film berdurasi kurang dari 120 menit ini merupakan postingan review film pertama kami tahun 2018.

Mendapatkan ulasan film ini tentu juga sudah mudah sekarang bila sekedar mencari referensi sebelum pergi ke bioskop. Film Dilan 1990 yang disutradarai Fajar Bustomi dan Pidi Baiq ini sudah rilis dari bulan Januari, lebih tepatnya tanggal 25 Januari 2018.

Dilan dan Milea, dua tokoh utama film ini membawa penonton ke masa Sekolah di tahun 1990. Seperti mengatakan bahwa film bertema Sekolah selalu punya daya tarik sendiri. 

Mungkin benar ungkapan bahwa masa indah adalah masa-masa di Sekolah. Penonton film Dilan seolah-olah sedang bernostalgia menjelajahi waktu melihat peran mereka saat duduk di bangku Sekolah dulu.

Yang menarik dari Film Dilan 1990

Kamis (22/2), antusias bioskop Semarang masih ramai

Saat menonton langsung ke bioskop, cerita belum dimulai dengan gambaran yang disajikan lewat trailer di Youtube yang langsung mengangkat Dilan dan Milea dalam balutan seragam Sekolah. Pembukanya adalah latar tahun 2014 di sebuah ruangan, Jakarta.

Seorang wanita bercerita (dubbing) tentang kisah yang sedang ditulis dan kemudian membawa kami mundur ke belakang tahun 1990. Di sini cerita baru dimulai.

Antusias penonton meski sudah hampir 1 bulan film ini diputar masih sangat bagus di Semarang. Maka tak heran saat film ini diputar, penonton disekitar kami benar-benar menikmatinya. Mereka tersenyum dari tawa yang kami dengar. Berbicara dengan pasangan yang diajak dan mengatakan hal-hal manis yang membuat kami cemburu.

Sekali lagi, film yang diangkat dari novel dengan label best seller selalu berhasil memikat penonton. Kami pikir ini satu diantara alasan lainnya mengapa film ini mendapatkan jumlah penonton yang luar biasa.

Kami ingin memahami lagi dengan serius bagaimana film ini bisa laris manis. Ceritanya terlalu fokus pada dua tokoh utama. Sudut pandang lain untuk menambah kesan film ini sangat kaya pun tidak begitu banyak dan Bandung lagi-lagi mencuri perhatian dari film ini.

Ternyata memang benar, saat menonton trailer film Dilan 1990 via Youtube, permainan kata yang disajikan oleh tokoh utama yang diperankan Iqbaal Ramadhan sangat manis ditelinga. Terasa kaku namun tetap mengena.

Belum lagi paras ganteng Iqbaal diubah menjadi bad boy. Tak mengenal takut dan juga statusnya sebagai panglima anak gank motor yang terkenal saat itu. Keberanian Dilan melawan Guru yang dianggap sewena-wena juga seperti mengirimkan pesan kepada pendidik.

Rayuan maut terus saja dilancarkan dengan balutan telepon umum yang akhirnya menjadi pembeda di film yang diproduksi MAX Pictures ini. Ditambah puisi-puisi dan kehangatan keluarga yang ditampilkan, sosok Dilan sangat berbeda dengan yang ditampilkan di Sekolah dan di rumah.

Bila ini saja sudah membuat film ini menarik, bagaimana dengan film selanjutnya yang tentunya akan ditunggu kelanjutannya. Entah kapan, kami tak memiliki informasi bocoran film berikutnya.

Cerita film Dilan 1990


Layaknya dua sejoli yang mulai jatuh cinta, film ini menampilkan kisahnya yang banyak menganggap itu nyata.

Milea yang diperankan oleh Vanesha Prescilla adalah murid pindahan dari Jakarta dan memiliki pacar sebenarnya. Milea benar-benar tampil cantik menurut kami di film ini.

Dilan, murid yang terkenal karena keberanian dan salah satu anak gank motor sangat tertarik dengan Milea. Saat pergi ke Sekolah, sepeda motor selalu jadi andalannya.

Awalnya Milea yang cuek dengan berbagai rayuan yang dikatakan Dilan perlahan-lahan mulai tertarik. Seperti sebuah skenario yang sudah ditebak bagian akhir ceritanya, Milea akhirnya paling sayang sama Dilan.

Untuk menambah kesan cerita yang lebih menarik, rasa cemburu dan marah tak ragu ditampilkan. Label anak gank motor memang juga dihadirkan namun tak begitu banyak porsinya.

Jatuh cinta pada seseorang, berarti jatuh cinta pada keluarganya. Begitulah kedua keluarga yang diperlihatkan kepada penonton.

Cara Dilan memperlakukan Milea pun bukan sekedar pria jatuh cinta pada umumnya. Tak biasa dan aneh, kesan yang coba diperlihatkan namun membuat kami suka.

...

Apakah ada yang kecewa saat lampu bioskop kembali dinyalakan? Mungkin ada, dan itu sama seperti kami. Filmnya sedang asyik-asyiknya, rasanya dengan durasi yang mau habis tak cukup membuat puas bagian akhirnya.

Mungkin ini sebuah strategi untuk mencari jawaban di film berikutnya. Selamat buat kamu yang sudah menyaksikan film ini. Dan bila masih tayang di bioskop, mungkin kamu bisa mencoba menonton film ini agar tidak kehilangan momentum bila ingin menunggu film ini tayang di televisi.

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

0 coment�rios: