Pendatang baru di Kota Lama ini memang bukan wajah baru dalam dunia kuliner. Cabang ke-21 dari Pringsewu Restaurant Group ini datang dengan nuansa klasik retro yang kami pikir, bangunan yang digunakan punya daya pikat tersendiri. Terutama sejarahnya. Berikut sedikit ulasam Pringsewu Semarang dari kami.
Berada di jalan Suari Nomor 10–12, kami akhirnya bisa mengunjungi tempat ini bersama rekan-rekan bloger Semarang. Pas kebenaran bulan puasa, jadi temanya dibuat buka bersama.
Kali ini Gandjel Rel, penghubung kami dengan pihak Pringsewu mengapa kami bisa hadir, mengingat sebelumnya beberapa waktu lalu kami membicarakan tempat ini karena baru tahu sudah grand opening pada awal bulan Mei 2018.
Takjub dengan suasana bangunan
Sekilas terlihat biasa bagi kami bangunan yang digunakan Pringsewu Semarang dari luar, mengingat kawasan Kota Lama memang banyak bangunan menarik yang keasliannya masih dipertahankan.
Namun setelah masuk, bukan hanya lantai utama yang dijadikan pengunjung menyantap makanan atau sekedar nongkrong, bangunan yang terlihat dua lantai dari luar ini memiliki suasana yang menakjubkan menurut kami.
Buka bersama dan mendengarkan sejarah
Pringsewu menurut kami tidak sekedar menjual makanan dan tempat duduk saat tubuh terasa lelah atau sekedar menghabiskan waktu di kawasan Kota Lama, gedung yang digunakan ini merupakan bekas kantor pusat NV Kian Gwan milik raja gula Oei Tiong Ham.
Itu artinya seluruh bangunan di sini menyimpan sejarah yang besar. Bila pihak resto pandai mengemas tempat ini dengan berbagai cerita menarik, tentu Kota Lama semakin menarik saja untuk dikunjungi masyarakat yang ingin berwisata. Dan pasti keuntungan juga buat mereka.
Maka untuk itulah, kehadiran duta Kola (pemandu wisata Kota Lama) diantara kami cukup menarik. Ada 3 orang perwakilan dari pemandu yang hadir ditengah-tengah kami bersama pihak resto sebelum buka puasa.
Mereka bercerita tentang sejarah gedung Pringsewu yang digunakan ternyata sudah ada sejak 1 Maret 1862, dengan nama waktu itu NV Handel Maatschappij Kian Gwan. Bangunan bersejarah ini kental dengan arsitektur Eropa di masa lalu.
Menu Pringsewu Semarang
Beberapa menit sebelum waktu berbuka, hidangan sudah dihidangkan di atas meja yang berada tak jauh dari kami. Namanya bloger, saat tahu hidangan dipersilahkan setelah acara selesai, tanpa ragu kami pun ikut ambil bagian dengan mengambil gambar-gambar. Kapan lagi dapat momen di sini.
Dua menu di atas katanya merupakan menu ciri khas yang dibawa untuk Pringsewu Semarang. Namanya Bandem, pake m belakangnya. Bukan bandeng, lho. Dua menu tersebut harganya Rp. 27.500. Menariknya dari kepalan nasi yang ditaruh ditengah, saat dibelah, ada isinya berupa teri.
Ya, kamu pasti sudah menebaknya jika nama makanan ini adalah Onde-onde. Menu ini dihadirkan juga yang memang satu paket tersebut berisi 4 Onde-onde dalam satu piring.
Bisa dikatakan harga yang ditawarkan pada saat kami hadir termasuk mahal buat ukuran kami. Meski begitu, menu lainnya yang tersedia tentu ada dengan harga pas dikantong. Kami tak membawa menu tersebut, karena memang tak dihidangkan saat acara. Silahkan coba sendiri bila penasaran.
..
Kami sangat senang bisa diundang seperti ini. Semoga pengalaman kami ini dalam menghadirkan informasi, meski nggak banyak, dapat bermanfaat sebagai alternatif dan rekomendasi bila kamu sedang berada di kawasan Kota Lama Semarang.
Kamu bisa ikuti info terbaru dari Pringsewu Kota Lama lewat Instagram-nya dengan nama @pringsewu_semarang. Foto-foto lainnya bisa dilihat juga di Fans Page Facebook dotsemarang, klik di sini.
Berada di jalan Suari Nomor 10–12, kami akhirnya bisa mengunjungi tempat ini bersama rekan-rekan bloger Semarang. Pas kebenaran bulan puasa, jadi temanya dibuat buka bersama.
Kali ini Gandjel Rel, penghubung kami dengan pihak Pringsewu mengapa kami bisa hadir, mengingat sebelumnya beberapa waktu lalu kami membicarakan tempat ini karena baru tahu sudah grand opening pada awal bulan Mei 2018.
Takjub dengan suasana bangunan
Sekilas terlihat biasa bagi kami bangunan yang digunakan Pringsewu Semarang dari luar, mengingat kawasan Kota Lama memang banyak bangunan menarik yang keasliannya masih dipertahankan.
Namun setelah masuk, bukan hanya lantai utama yang dijadikan pengunjung menyantap makanan atau sekedar nongkrong, bangunan yang terlihat dua lantai dari luar ini memiliki suasana yang menakjubkan menurut kami.
Tempat Pringsewu Semarang berada dekat Bank Mega Kota Lama
Melihat suasana dari lantai 2 gedung yang dipakai Pringsewu Semarang
Buka bersama dan mendengarkan sejarah
Pringsewu menurut kami tidak sekedar menjual makanan dan tempat duduk saat tubuh terasa lelah atau sekedar menghabiskan waktu di kawasan Kota Lama, gedung yang digunakan ini merupakan bekas kantor pusat NV Kian Gwan milik raja gula Oei Tiong Ham.
Itu artinya seluruh bangunan di sini menyimpan sejarah yang besar. Bila pihak resto pandai mengemas tempat ini dengan berbagai cerita menarik, tentu Kota Lama semakin menarik saja untuk dikunjungi masyarakat yang ingin berwisata. Dan pasti keuntungan juga buat mereka.
Maka untuk itulah, kehadiran duta Kola (pemandu wisata Kota Lama) diantara kami cukup menarik. Ada 3 orang perwakilan dari pemandu yang hadir ditengah-tengah kami bersama pihak resto sebelum buka puasa.
Mereka bercerita tentang sejarah gedung Pringsewu yang digunakan ternyata sudah ada sejak 1 Maret 1862, dengan nama waktu itu NV Handel Maatschappij Kian Gwan. Bangunan bersejarah ini kental dengan arsitektur Eropa di masa lalu.
Tuan rumah, Pringsewu membuka acara. Ada pak Aryanto Wahyu dan Rosyad Khan sebagai direktur Marketing. Lalu, ada pak Sunarto dan Andi Bram sebagai manager.
Duta Kola, pemandu wisata Kota Lama menerangkan sejarah sekaligus wayang Dewi Sri
Menu Pringsewu Semarang
Beberapa menit sebelum waktu berbuka, hidangan sudah dihidangkan di atas meja yang berada tak jauh dari kami. Namanya bloger, saat tahu hidangan dipersilahkan setelah acara selesai, tanpa ragu kami pun ikut ambil bagian dengan mengambil gambar-gambar. Kapan lagi dapat momen di sini.
Bandem telor dadar bakso telor
Bandem ayam geprek
Dua menu di atas katanya merupakan menu ciri khas yang dibawa untuk Pringsewu Semarang. Namanya Bandem, pake m belakangnya. Bukan bandeng, lho. Dua menu tersebut harganya Rp. 27.500. Menariknya dari kepalan nasi yang ditaruh ditengah, saat dibelah, ada isinya berupa teri.
Ya, kamu pasti sudah menebaknya jika nama makanan ini adalah Onde-onde. Menu ini dihadirkan juga yang memang satu paket tersebut berisi 4 Onde-onde dalam satu piring.
Favorit kami nih, Gurameh saos rujak - 85K
Gurameh Pecak - 85K
Udang saos padang - 47,5K
Kaelan Ca Bawang Putih - 23,5K
Gurameh gandum - 85K
Sampai lupa, minumnya
Bisa dikatakan harga yang ditawarkan pada saat kami hadir termasuk mahal buat ukuran kami. Meski begitu, menu lainnya yang tersedia tentu ada dengan harga pas dikantong. Kami tak membawa menu tersebut, karena memang tak dihidangkan saat acara. Silahkan coba sendiri bila penasaran.
..
Kami sangat senang bisa diundang seperti ini. Semoga pengalaman kami ini dalam menghadirkan informasi, meski nggak banyak, dapat bermanfaat sebagai alternatif dan rekomendasi bila kamu sedang berada di kawasan Kota Lama Semarang.
Kamu bisa ikuti info terbaru dari Pringsewu Kota Lama lewat Instagram-nya dengan nama @pringsewu_semarang. Foto-foto lainnya bisa dilihat juga di Fans Page Facebook dotsemarang, klik di sini.
Artikel terkait :
- Melihat Isi Ruangan Dalam Gedung Oudetrap Setelah Direnovasi
- [Review Event] Morning Tea Edisi Kota Lama Semarang
- Review Keris Cafe Kota Lama Semarang
- [Photoblog] Bola-bola Pedestrian di Kota Lama Semarang
- Lainnya di Kota lama
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
0 coment�rios: