Sesuaikan Anggaran Anda

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Seperti janji kami sebelumnya di postingan terakhir kami publish tentang acara Pasar Imlek Semawis 2018, kami akhirnya membawa Dalang muda y...

Foe Jose Amadeus Krisna, Dalang Tionghoa Muda yang Mencuri Perhatian di PIS 2018


Seperti janji kami sebelumnya di postingan terakhir kami publish tentang acara Pasar Imlek Semawis 2018, kami akhirnya membawa Dalang muda yang sepanggung dengan pak Wali Kota saat pembukaan. Mari mengenal lebih jauh tentang Dia.

Namanya Foe Jose Amadeus Krisna. Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga kelahiran Semarang, 21 Nopember 1998 ini menyukai Wayang sejak umur  3 tahun. Prestasinya juga sudah banyak, salah satunya mendapat gelar kebangsawanan Keraton Solo.

Bila kamu cari artikel Jose di mesin pencari sangat banyak. Jadi dipostingan ini kami tak ingin banyak membawa profilnya.  Lebih tentang mengenalkan Jose saja lewat blog dotsemarang agar lebih dikenal lagi dan menambah direktori kami.

Satu panggung dengan Wali Kota 

Foto by Panitia

Meski namanya sudah tidak asing di dunia perdalangan, jujur kami baru tahu saat Dia diperkenalkan kepada kami dan undangan saat malam pembukaan di tenda utama bersama pak Hendi (Wali Kota).

Jose bicara tentang karyanya yang disebut Wayang Kronik yang disebut juga Wayang Multikultural sambil membawa wayangnya.

Mengambil informasi dari situs indochinatown.com (15/2/2018), Wayang Kronik adalah bentuk dari akulturasi kebudayaan Tionghoa dan Jawa. Bentuknya mengambil Wayang Purwa Jawa, tetapi diberi ornamen-ornamen khas Tiongkok dan tidak meninggalkan tatanan serta komposisi Wayang Jawa.

Ada 2 tokoh wayang yang sudah dihasilkan oleh Jose, yaitu Dewi Kwan Im Tangan Seribu dan Sung Go Kong Wanda Prabu.

Jose berharap tahun 2019, ia dapat mementaskan Wayang Kronik di acara Pasar Imlek Semawis. Tentu dukungan semua pihak sangat akan membantunya kelak.

Foto by Panitia

Tidak mudah menyiapkan puluhan tokoh untuk pentas ini. Namun Jose optimis semua berjalan lancar.

“Saya tak henti-hentinya berlatih termasuk belajar bahasa Mandarin, khususnya dialek Hokkian. Saya berharap Imlek tahun 2019 sudah bisa mempertunjukkan Wayang Kronik yang multikultur ini, dan karya ini sedang saya matangkan untuk didaftarkan Hak Cipta,” katanya.

Ada istilah yang menarik tentang perpaduan kreativitas dalam dunia wayang antara Jawa dan Tiongkok yang disebut gagrak.

“Gagrak adalah model bentuk wayang sebagai hasil dari upaya mengotak-atik dan mempelajari wayang dari berbagai gaya. Maka lahirlah Wayang Kronik, akulturasi seni Jawa dengan Tiongkok,” tutup dalang Tionghoa ini.

Foto by Panitia

Original link sumber konten klik di sini.

...

Sekali lagi, acara Pasar Imlek Semawis tahun ini bagi kami sangat menarik. Selain sebagai bagian agenda kota tahunan yang menarik wisatawan, di dalamnya banyak kisah inspiratif.

Tidak mudah untuk terus membuat konten tentang acara ini. Tapi kami harap postingan yang sudah kami publish, setidaknya dapat memberikan nuansa lain dalam distribusi informasi.

Sukses buat Jose!

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

0 coment�rios: